Buat Anak Panah
Hukum mengundi nasib dengan anak panah adalah haram. Hal ini dijelaskan secara gamblang dalam firman Allah SWT surah Al Ma'idah ayat 90 sebagai salah satu perbuatan setan.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْاَنْصَابُ وَالْاَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji (dan) termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengundi nasib dengan anak panah sendiri dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah Al Azlam. Secara bahasa, kitab Al Mu'jam Al Wasith bermakna anak panah tanpa bulu.
Menurut Sirah Nabawiyah yang ditulis Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, bangsa Arab jahiliah kerap melakukan pengundian nasib dengan anak panah sebelum Islam datang. Anak panah tersebut terbagi ke dalam tiga kelompok tulisan yang dianggap akan menentukan nasib orang yang mengundinya.
Tulisan pertama, "ya" artinya wajib dilaksanakan dan kata "tidak" artinya menangguhkan aktivitas pada tahun itu hingga mereka melakukan pengundian lagi. Lalu terakhir, ada tulisan, "diabaikan," yang artinya mereka wajib mengulanginya.
Mereka mengundi nasib dengan hal tersebut dalam menentukan aktivitas yang hendak dilakukan. Seperti, bepergian, menikah, dan lain sebagainya.
Senada dengan hal itu, Imam Al Maraghi menjelaskan dalam riwayat singkat mengenai pengundian nasib dengan anak panah yang dilakukan oleh orang-orang Arab jahiliah tersebut. Ia berkata,
"Apabila seseorang hendak bepergian jauh, berangkat perang, berdagang, atau lainnya, maka dikocoknya azlam itu kalau yang keluar itu bertuliskan, 'Amarani Rabbi (Tuhanku memerintah aku)', maka orang itu meneruskan niatnya. Tetapi kalau yang keluar itu, 'Nahani Rabbi (Tuhanku melarang aku)', maka tidak jadi berangkat.
Sedang kalau yang keluar kosong tanpa tulisan, maka undian itu diulangi. Jadi, undian yang dimaksud adalah undian untuk mengetahui nasib dengan menggunakan azlam," jelas Imam Al Maraghi yang diterjemahkan Masduha dalam Al-Alfaazh: Buku Pintar Memahami Kata-kata dalam Al-Qur'an.
Usai datangnya Islam, hukum mengundi nasib dengan anak panah adalah haram. Seperti halnya perbuatan terlarang lainnya yakni khamr atau minuman keras, judi, dan berkorban untuk berhala.
Mengutip Nasrul Umam Syafi'i dan Lukman Hakim dalam Shalat Sunnah Hikmah & Tuntunan Praktis, keadaan orang-orang Arab yang gemar mengundi nasib dengan azlam ini disebut sebagai salah satu latar belakang peristiwa salat istikharah mulai dianjurkan. Sholat sunnah istikharah diharapkan menjadi wadah muslim dalam menyerahkan segala persoalannya kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW pernah bersabda,
إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ
Artinya: "Jika kalian ingin melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah salat dua rakaat selain salat fardhu kemudian berdoalah." (HR Bukhari).
Hukum mengundi nasib dengan anak panah adalah haram. Sebagai gantinya, Allah SWT menganjurkan amalan sholat istikharah dalam meminta petunjuk Allah SWT.
Wir verwenden Cookies und Daten, um
Wenn Sie „Alle akzeptieren“ auswählen, verwenden wir Cookies und Daten auch, um
Wenn Sie „Alle ablehnen“ auswählen, verwenden wir Cookies nicht für diese zusätzlichen Zwecke.
Nicht personalisierte Inhalte und Werbung werden u. a. von Inhalten, die Sie sich gerade ansehen, und Ihrem Standort beeinflusst (welche Werbung Sie sehen, basiert auf Ihrem ungefähren Standort). Personalisierte Inhalte und Werbung können auch Videoempfehlungen, eine individuelle YouTube-Startseite und individuelle Werbung enthalten, die auf früheren Aktivitäten wie auf YouTube angesehenen Videos und Suchanfragen auf YouTube beruhen. Sofern relevant, verwenden wir Cookies und Daten außerdem, um Inhalte und Werbung altersgerecht zu gestalten.
Wählen Sie „Weitere Optionen“ aus, um sich zusätzliche Informationen anzusehen, einschließlich Details zum Verwalten Ihrer Datenschutzeinstellungen. Sie können auch jederzeit g.co/privacytools besuchen.
Belanja di App banyak untungnya:
Tiada hari tanpa berulah, itulah anak-anak. Saat anak memukul atau menggigit temannya hingga menangis, Anda tentu perlu menasihatinya. Sayangnya, di sela-sela kata nasihat, mungkin Anda pernah sesekali membandingkan anak dengan anak orang lain.
Pernahkah ibu melakukannya? Sebenarnya, menasihati dengan membandingkan anak boleh atau tidak? Yuk, simak apa efeknya pada anak melalui ulasan berikut ini.
Menghambat talenta
Ketika anak-anak tidak dihargai dan terus-menerus dibandingkan dengan orang lain, bakat mereka tidak akan berkembang.
Pada akhirnya, mereka akan kehilangan potensi dan bakat yang dimilikinya.
Jangan membanding-bandingkan anak Anda dengan anak orang lain. Pasalnya, apa yang Anda katakan bisa saja melukai hati anak Anda seumur hidupnya. Sebaiknya, fokus pada perkembangannya saja bila ingin anak Anda berhasil.
[embed-health-tool-vaccination-tool]
Wir verwenden Cookies und Daten, um
Wenn Sie „Alle akzeptieren“ auswählen, verwenden wir Cookies und Daten auch, um
Wenn Sie „Alle ablehnen“ auswählen, verwenden wir Cookies nicht für diese zusätzlichen Zwecke.
Nicht personalisierte Inhalte und Werbung werden u. a. von Inhalten, die Sie sich gerade ansehen, und Ihrem Standort beeinflusst (welche Werbung Sie sehen, basiert auf Ihrem ungefähren Standort). Personalisierte Inhalte und Werbung können auch Videoempfehlungen, eine individuelle YouTube-Startseite und individuelle Werbung enthalten, die auf früheren Aktivitäten wie auf YouTube angesehenen Videos und Suchanfragen auf YouTube beruhen. Sofern relevant, verwenden wir Cookies und Daten außerdem, um Inhalte und Werbung altersgerecht zu gestalten.
Wählen Sie „Weitere Optionen“ aus, um sich zusätzliche Informationen anzusehen, einschließlich Details zum Verwalten Ihrer Datenschutzeinstellungen. Sie können auch jederzeit g.co/privacytools besuchen.
Meragukan dirinya sendiri
Hanya dengan terus membandingkan tanpa benar-benar memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperbaiki diri lambat laun akan membuat anak cenderung meragukan dirinya sendiri.
Ini terutama terjadi begitu anak tahu bahwa ada orang lain yang lebih unggul dari dirinya.
Anda bisa membantu anak berubah menjadi orang yang lebih baik tanpa harus membanding-bandingkan dirinya.
Caranya, cukup dengan memberi tahu apa yang seharusnya ia lakukan dan terus membimbingnya supaya dapat berubah.
Siapa bilang rasa cemburu hanya terjadi pada pasangan? Anak-anak juga bisa merasakannya.
Saat Anda terus membandingkan dirinya dengan anak lain yang lebih baik, anak tentu jadi merasa cemburu karena ada orang yang jelas-jelas “difavoritkan” oleh orangtuanya sendiri.
Kecemburuan yang terpupuk sejak kecil tidak baik untuk kesehatan mental anak karena dapat menimbulkan kebencian, permusuhan, atau kekecewaan mendalam. baik pada diri sendiri maupun orangtua dan teman-temannya.
Sering berpikiran negatif
Awalnya, anak mungkin terpacu untuk menjadi lebih baik.
Namun jika Anda tidak pernah mengapreasiasi usahanya dengan terus membandingkan anak dengan yang lain, ia jadi tidak pernah merasa bangga dan puas dengan apa yang dilakukannya.
Ia akan dirundung dengan pikiran negatif bahwa ia tidak akan pernah sukses karena terus merasa cemas dan takut gagal.
Akibatnya, ia jadi tidak percaya pada kemampuan dirinya sendiri dan semakin terpuruk. Oleh karena itu, selalu puji anak atas hal sekecil apa pun yang sudah ia peroleh.
Mengganggu fokus belajar
Saat Anda membandingkan dengan anak orang lain, maka seorang anak akan merasa dirinya tidak dicintai.
Hal itu yang membuat ia hanya berfokus untuk mendapatkan atau memperoleh cinta dan perhatian orangtuanya.
Ia kemudian tidak bisa fokus belajar atau bahkan dapat memperlambat proses belajarnya.
Mengalami kecemasan sosial
Setelah merasa meragukan dirinya sendiri, dia bisa menjadi pemalu dan tidak mau berhubungan dengan orang lain.
Anak Anda akan berpikir bahwa dia tidak punya apa-apa untuk dihargai atau dibanggakan.
Lebih buruknya lagi, anak Anda mungkin menggunakan cara yang negatif saat berinteraksi dengan teman-temannya.
Hal itu dikarenakan dia memendam perasaan negatif terhadap orang-orang yang selalu dibandingkan dengannya.
Kenapa orangtua sering membandingkan anak?
Kecenderungan orangtua untuk membanding-bandingkan anaknya sendiri dengan anak orang lain (atau bahkan saudara kandung si anak itu sendiri) sebetulnya berangkat dari naluri manusia paling dasar.
Manusia memang tidak pernah lepas untuk membandingkan sesuatu dengan yang lain.
Ini sejatinya merupakan cara berpikir yang rasional untuk bisa mengetahui dan membedakan mana yang baik dan buruk.
Suka atau tidak suka, semua ini terjadi di bawah alam bawah sadar Anda.
Itu kenapa orangtua sering kali “keceplosan” membandingkan anaknya dengan teman-teman sepantarannya. Tujuannya agar anak bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik setelah diberi contoh.
Namun, meski wajar dan sudah biasa, apakah cara seperti ini baik buat anak?
Efek membandingkan anak dengan anak orang lain
Membandingkan anak dengan temannya mungkin bisa memberikan dirinya gambaran bagaimana seharusnya mereka bersikap.
Jika nasihat seperti ini ditanggapi secara positif oleh anak, ia akan termotivasi untuk mengubah dirinya menjadi lebih baik.
Namun, hanya sebagian kecil anak yang mendengarkan nasihat orangtua dengan cara demikian.
Anak-anak umumnya tidak suka menerima kritikan dan juga belum begitu mengerti bagaimana harus meresponsnya dengan tepat.
Terlebih meski terdengar pahit, nyatanya, tidak semua orangtua akan menindaklanjuti “perbandingan” tersebut dengan solusi nyata untuk membimbing atau mendidik anak mereka supaya lebih baik lagi.
Kemungkinan terburuk yang akan terjadi pada anak jika Anda sering membandingkannya, yaitu sebagai berikut.
Hubungan orangtua dengan anak jadi renggang
Terus mengatakan bahwa selalu ada orang lain yang lebih baik daripada anak lama-lama bisa menimbulkan kesalahpahaman.
Hal ini bisa memengaruhi kedekatan antara anak dan ibu ataupun dengan ayahnya.
Anak mungkin merasa dihina, disudutkan, tidak diperhatikan, dan tidak pernah didukung oleh orangtuanya sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Ia mungkin juga menganggap bahwa Anda tidak menyayanginya.
Emosi anak yang tidak stabil bisa meluap karena ini, sehingga akhirnya Anda akan langganan beradu mulut dengan anak.
Suasana kekeluargaan yang seharusnya hangat justru memanas dan bisa merenggangkan hubungan anak dan Anda.
Jangan sampai kebiasaan membandingkan anak ini menjadi bumerang untuk Anda sendiri karena keliru dalam mendidiknya.
Bayangkan bila anak Anda telah melakukan semua yang dia bisa untuk mendapatkan nilai B dalam tugas bahasa Inggrisnya.
Alih-alih memuji dia atas usahanya, Anda malah membanding-bandingkan anak dengan anak lain yang mendapat nilai A.
Hal ini tentu akan dapat menyebabkan anak depresi atau stres dan mengalami kecemasan yang luar biasa.
Memunculkan persaingan
Salah satu alasan Anda harus berhenti membandingkan anak dengan lainnya, yakni kebiasaan ini dapat memunculkan persaingan (sibling rivalry).
Melansir Journal of youth and adolescence, ketika Anda membanding-bandingkan anak lain, mungkin saja anak Anda diam-diam akan membenci saudara atau temannya tersebut.
Ia mungkin berasumsi orangtuanya lebih menyukai dan mencintai anak yang dibandingkannya. Akibatnya, anak akan berperilaku agresif, memicu anak bertengkar, dan menimbulkan kebencian.